Technologi


Tanah Mars Bisa Lindungi Astronot dari Radiasi

Ahmad Luthfi - Okezone
Rabu, 19 September 2012 17:30 wib
detail berita
Tanah Mars (Foto: Isci-ares.wikispaces)
CALIFORNIA - Ilmuwan mengatakan bahwa masalah utama yang dihadapi saat ini adalah bagaimana mengirimkan astronot dalam misi eksplorasi luar angkasa jangka panjang. Adanya radiasi kosmik menjadi salah satu kendala yang perlu diperhatikan oleh badan Antariksa. Kini peneliti asal Jerman mengungkapkan solusi yang bisa dilakukan untuk menangani masalah tersebut.

Dilansir Softpedia, Rabu (19/9/2012), Ilmuwan yang bermarkas di GSI Helmholtz Center for Heavy Ion Research di Darmstadt, Jerman, mengatakan bahwa menggunakanregolith (bahan utama pembentuk tanah) untuk membangun tempat singgah di salah satu benda angkasa adalah efisien. Selain itu, penerapan tersebut akan lebih mampu menekan biaya dan difungsikan untuk melindungi penjelajah luar angkasa.

Regolith merupakan istilah yang digunakan oleh para ilmuwan untuk mendeskripsikan tanah yang ada di benda-benda angkasa. Bekerja di bawah bimbingan European Space Agency (ESA), para peneliti asal Jerman ini mencoba menentukan apakah lapisan untuk membangun tempat singgah menggunakan regolith tersebut bisa efektif untuk misi jelajah bulan atau mars masa depan.

Tujuannya ialah untuk melindungi penjelajah dari radiasi, karena atmosfer mars sangat tipis. Oleh karenanya, solusi ini bisa mencegah terjadinya kanker akibat dari radiasi tersebut.

GSI Biophysics Experiment Manager, Chiara La Tessa menjelaskan bahwa hal ini menjadi tidak layak dan tidak praktis untuk membawa material berteknologi dari bumi ke mars atau bulan. Solusi lain harus ditemukan untuk membuat tempat singgah yang lebih mudah.

"Dalam perjalanan luar angkasa, mengangkut material bangunan hingga menembus luar angkasa akan berpotensi terjadinya ledakan. Oleh karena itu, perlu dibangun stasiun sebagai tempat singgah yang berasal dari tanah, yang bisa dibangun dari regolith bulan dan mars untuk melindungi astronot," pungkas Tessa. (fmh)

Robot NASA Temukan Aliran Air di Mars

Ahmad Luthfi - Okezone
Sabtu, 29 September 2012 06:01 wib
(Foto: Science.nasa)
CALIFORNIA - Robot penjelajah mars ciptaan National Aeronautics and Space Administration (NASA) menemukan bukti terkait adanya aliran air yang pernah terjadi di mars. Temuan ini menunjukkan bukti tentang awal keberadaan air di planet merah tersebut.

Dilansir Science.nasa, Sabtu (29/9/2012), bukti ini menunjukkan bebatuan yang dahulu pernah dialiri oleh air dan ini merupakan yang pertama dari jenisnya. "Dari ukuran kerikil ini, kami menafsirkan air itu bergerak sekitar 3 kaki per detik dengan kedalaman antara pergelangan kaki sampai pinggul," ujar ilmuwan William Dietrich dari California University di Berkeley.

Ia mengatakan, banyak penelitian yang mengungkap tentang saluran di mars dengan bermacam hipotesis yang berbeda tentang arus air di dalamnya. Ini merupakan yang pertama bahwa ilmuwan melihat kerikil yang dibawa oleh aliran air di mars.

Curiosity menemukan situs ini yang terletak antara wilayah Gale Crater bagian utara dan dasar dari Mount Sharp (gunung yang berada di dalam kawah). Gambar awal yang ditangkap melalui orbit mars bisa memberi pemahaman tambahan tentang kerikil-kerikil tersebut.

Gambar yang ditangkap menunjukkan material aluvial yang terbasuh oleh air dan bergerak hingga ke tepi. Bentuk bulat dari beberapa batu menunjukkan benda itu berpindah dari jarak jauh, di mana saluran bernama Peace Vallis mengarahkannya ke aluvial fan (kipas aluvial).

Banyaknya saluran dalam kipas aluvial menunjukkan arus air itu bergerak terus menerus. Aliran itu juga berulang setiap waktunya dalam waktu yang lama, tidak hanya sekali atau selama beberapa tahun.

NASA Temukan Penampakan Pertama di Mars

Ahmad Luthfi - Okezone
Kamis, 13 September 2012 05:31 wib
(Foto: Geekosystem)
CALIFORNIA - Ilmuwan menggunakan Mars Reconnaissance Orbiter untuk menemukan penampakan yang dapat menjadi bukti kuat terkait adanya salju di Mars. Salju ini terjadi akibat senyawa kimia karbon-dioksida (Co2) yang jatuh di kutub selatan Mars.

"Ini merupakan deteksi pertama dari awan salju karbon-dioksida. Awan tersebut terdiri dari karbon-dioksida dan mereka cukup tebal untuk menghasilkan akumulasi salju di permukaan," ujar Paul Hayne dari Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA, seperti dilansir Theregister, Kamis (13/9/2012).

Tim yang beranggotakan tujuh orang menggunakan data dari Mars Climate Sounder satelit onboardMRO untuk memeriksa awan salju, tidak hanya dari atas tetapi juga dari sisi sampingnya. Instrumen tersebut melakukan pemindaian di sembilan titik rentang yang mampu terlihat dari spektrum elektromagnetik untuk mendeteksi komposisi atmosfer.

Awan salju pernah dipindai selama musim dingin di wilayah selatan Mars pada 2006 hingga 2007, ketika awan berdiameter 300 mil berada di atas kutub selatan Mars. Kemudian, menumpahkan muatannya melalui beberapa sistem awan yang lebih kecil. Peta yang dihasilkan menunjukkan persis di mana kutub selatan karbon terakumulasi dalam bentuk serpihan.

Ketika pendaratan Phoenix NASA, terungkap uap air yang jatuh sebagai salju pada 2008, meskipun tidak bertahan mencapai permukaan Mars. Ini adalah pertama kalinya karbon-dioksida telah terlihat dalam bentuk padat di planet merah tersebut.

"Satu bukti untuk salju adalah bahwa partikel es karbon-dioksida di awan cukup besar untuk jatuh ke tanah," ujar David Kass dari JPL. (fmh)

Posting Komentar

Ass.Wr.Wb. Silahkan Bubuhkan Komentar, Saran dan Ide Di Website BKOW. Terima Kasih

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. bkowprovkepri - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger